Sabtu, 02 April 2011

TINGKAT PENGANGGURAN INDONESIA 2011 (TULISAN)

Nama:Suranta Efraim Zhons Shethevans
Kelas:1.eb.18
Npm:26210744
Dosen:Kurniasih Agustin

Tingkat pengangguran dan kemiskinan masih sangat tinggi, yaitu sebesar 8 persen hingga 10 persen untuk pengangguran dan 12 persen sampai 14 persen untuk tingkat kemiskinan.

Untuk menjaga tingkat kemiskinan dan pengagguran pemerintah harus memperhatikan beberapa hal, yakni salah satunya inflasi harus berkisar antara 4 persen sampai 6 persen.

Selain itu, suku bunga acuan Bank Indonesia yang harus relatif rendah, yakni 5-7 persen, kemudian Defisit APBN yang mencapai 1 persen sampai 2 persen..

Disamping itu juga pemerintah harus menjaga agar nilai tukar rupiah Rp 9.700 – Rp 10.200 per USD.

Dengan kestabilan kondisi ekonomi tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan.

Kemudain strategi pembangunan pemerintah perlu diarahkan untuk penyediaan lapangan kerja yang masih, sehingga masalah kemiskinan dan pengangguran yang masih diatas 8 persen saat ini dapat diatasi secara mendasar dan martabat bangsa bisa benar-benar ditegakkan.

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA 2011(TULISAN)

Nama:Suranta Efraim Zhons Shethevans
Kelas:1.eb.18
Npm:26210744
Dosen:Kurniasih Agustin

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI), ekonomi Indonesia pada 2011 diperkirakan tumbuh 6,0-6,5 persen.

"Hasil kajian Bank Indonesia, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 berkisar antara 6,0-6,5 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional pada pada triwulan IV 2010 diperkirakan 6,1 persen, yang didorong kuatnya permintaan domestik, seperti konsumsi dan investasi serta ekspor.

Peningkatan ekonomi nasional, kata dia, sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian secara global, yang saat ini sedang mengalami pemulihan atau `recovery` secara lamban.

Pertumbunan ekonomi nasional pada triwulan IV 2010 dan selama 2011 dihadapkan pada banyak hambatan akibat pemulihan pertumbuhan ekonomi global.

Hambatan juga diakibatkan karena melemahnya pertumbuhan ekonomi negara maju dan moderenisasi akselerasi ekonomi EM, yang dapat menyebabkan menurunnya permintaan eksternal terhadap ekspor EM, termasuk Indoensia.

"Tantangan lainnya, yakni resiko terkait derasnya aliran masuk modal asing dan `currency war`, pelonggaran moneter lanjutan Amerika Serikat semakin menguatkan aliran masuk modal asing dan tekanan apresiasi nilai tukar EM, termasuk rupiah.

Resiko terkait kuatnya permintaan domestik dan tekanan inflasi, juga menjadi tantangan pertumbunan ekonomi nasional pada triwulan IV 2010 dan selama 2011.

"Strategi peningkatan permintaan domestik untuk mendorong tekanan EM, dapat mendorong peningkatan tekanan inflasi.

MENCARI DATA UTANG LUAR NEGERI INDONESIA SAAT INI (Kurniasih Agustin)

Nama:Suranta Efraim Zhons Shethevans
Kelas:1.eb.18
Npm:26210744


Mencari data utang luar negeri Indonesia saat ini

1. Neraca pembayaran:

Suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi penduduk selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.

a. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.

b. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

2. Arus modal masuk:

Guna memanfaatkan segala momentum itu, yang paling dibutuhkan oleh negara-negara sedang berkembang, terutama yang masih relatif terbelakang, adalah kucuran dana dari luar negeri. Lebih dari itu, negara-negara berkembang sangat membutuhkan bantuan keuangan dengan syarat-syarat yang sangat lunak, bahkan dalam bentuk hibah murni. Tanpa aliran dana jenis yang sangat murah iniagaknya sulit untuk membayangkan prospek yang lebih cerah terjadi di negara-negara terbelakang.

Dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal ketiga ini menunjukkan masih meningkatnya kepemilikan saham asing mencapai 66,7 persen atau US$ 125,89 miliar dari total nilai saham di pasar modal, sedangkan sisanya dimiliki investor lokal sebesar 33,3 persen atau US$ 62,9.

Terlihatnya arus modal asing yang masuk ke BEI, dikarenakan belum pastinya proses pemulihan ekonomi global, sehingga negara-negara maju dunia cenderung mematok tingkat suku bunga yang rendah untuk menarik dana rakyat ke pasar domestik.

Akan tetapi, para pelaku saham dan keuangan akan terus mencari tempat yang menguntungkan lebih tinggi bagi mereka, termasuk bursa Indonesia, yang menunjukkan ekonomi yang terus berkembang ditambah situasi politik yang relatif stabil.

Derasnya arus modal asing yang masuk pasar domestik tidak bisa dibendung lagi, mengingat pemulihan krisis ekonomi global masih dikhawatirkan para pelaku pasar.

Sementara itu, investor lokal cenderung lambat karena kurangnya sosialisasi dan insentif yang diberikan otoritas dan regulator pasar modal. Jika regulator bisa memberikan kemudahan dalam berinvestasi, maka investor ritel akan meningkat. Akan tetapi, para investor lokal masih enggan oleh aturan Pajak Penghasilan (PPh) ditambah harus punya rekening efek, sehingga ini sangat memberatkan bagi para pemodal kecil.

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, otoritas bursa masih berupaya meningkatkan porsi investor domestik guna mengembangkan industry pasar modal Indonesia, yaitu dengan upaya pendidikan dan roadshow ke kota-kota besar di Indonesia pada akhir tahun ini.

Saat ini, masih mengalami kesulitan dalam perluasan ke daerah-daerah, oleh karenanya dengan membuka sekolah pasar modal bagi kalangan individu diharapkan dapat membuat terobosan baru, sehingga saat pasar semakin meluas, maka secara otomatis jumlah investor semakin banyak.

Jika dilihat bursa saham China masih menempati peringkat pertama, diikuti bursa saham India, kemudian Brazil, Mexico, Rusia, dan Indonesia di peringkat keenam.

3. Utang luar negeri:

Utang luar negeri Republik Indonesia terus membumbung tinggi. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, sampai akhir Januari 2010, utang luar negeri mencapai 174,041 miliar dollar AS. Bila dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan kurs Rp 10.000 per dollar AS nominal utang itu hampir mencapai Rp 2.000 triliun.

Nilai utang ini naik 17,55 persen dari periode yang sama tahun lalu. Akhir Januari 2009, nilai utang luar negeri Indonesia baru sebesar 151,457 miliar dollar AS. "Dari sisi nominal memang naik, namun jika kita melihat dari persentase debt to GDP ratio, angkanya terus menurun," ungkap Senior Economic Analyst Investor Relations Unit (IRU) Direktorat Internasional BI Elsya Chani di Jakarta, Jumat (16/4/2010).

Nilai utang tersebut terdiri atas utang pemerintah sebesar 93,859 miliar dollar AS, lalu utang bank sebesar 8,984 miliar dollar AS. Lalu, utang swasta alias korporasi non-bank sebesar 75,199 miliar dollar AS.

Sebagian besar utang tersebut bertenor di atas satu tahun. Nilai utang yang tenornya di bawah satu tahun hanya sebesar 25,589 miliar dollar AS.

Elsya menuturkan, meski secara nominal nilai utang luar negeri Republik Indonesia terus naik. Namun, nilai rasio utang terhadap GDP terus terjadi penurunan. "Debt to GDP ratio tahun 2009 sebesar 27 persen. Sedangkan tahun 2008 masih 28 persen.